Merajut Mimpi Yang Terkoyak (Oleh. Dayana Aja)

“Lin....kamu jadikan datang ke Nabire? Terdengar suara ceria Susan di seberang sana... “Jadi dong San, nih udah di ruang tunggu Bandara,ntar...


“Lin....kamu jadikan datang ke Nabire? Terdengar suara ceria Susan di seberang sana...

“Jadi dong San, nih udah di ruang tunggu Bandara,ntar lagi boarding,,,jangan lupa jemput ya? Jawabku tak kalah cerianya....

“Oke deh...siap laksanakan perintah nyonya besar...tut..tut...tut...terputus...
Aku tersenyum sendiri mengingat sahabat masa remajaku yang satu ini,tak berubah sikapnya,tetap ceria.

Susan, Diana, Dessy dan Aku Linda, kami menjadi sahabat sejak pertama kali terdaftar sebagai calon siswa di salah satu SMA ternama di kota Nabire,sama-sama mengikuti Penataran P4 dan akhirnya kami membentuk satu Geng bernama SANDELAS yang merupakan gabungan nama kami. 

Tak ada yang dapat menyaingi gank ini,soal gaya dan daya kamilah orangnya. Persahabatan kami terus berlanjut walau kami harus terpisah karena melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi diluar Nabire, Diana melanjutkan ke Manado, Dessy memilih ke Kota Sorong, Susan tetap di Nabire melanjutkan usaha keluarganya dan aku harus ikut ayah ke Bogor karena dipindahtugaskan kesana, ayahku seorang anggota TNI. 

Kuselesaikan Kuliahku dan meraih gelar Kedokteran Spesialis anak. Kami tetap menjalin komunikasi satu sama lain,awalnya berupa saling berkirim surat tapi dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi semakin sering kami bertemu di Dunia Maya. Senang rasanya melihat wajah sahabat-sahabatku yang tetap cantik walau usia kami sudah berkepala empat. 

Kami sepakat suatu saat harus bertemu untuk sekedar bernostalgia mengenang masa remaja yang sangat indah. Pucuk dicinta ulampun tiba, SMA tempat ku menuntut ilmu 25 tahun lalu mengadakan Reuni yang disponsori anggkatan 1996/1997 artinya adik-adik kelas yang tiga tingkat dibawah kami, panitia mengundang Lulusan Tahun 1990 sampai Tahun 2000, mendengar hal ini tentulah kami berempat begitu antusias. Kami seia-sekata untuk harus kembali ke kota masa remaja kami dan Susan dengan bangganya siap menjadi tuan rumah yang baik.

Tanggal 15 April 2017 Pukul 09.30 WP kembali kuinjakan kaki di kota Nabire setelah menempuh perjalanan 7 jam dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta transit Bandara Sentani Jayapura. 

Kulihat senyum sumringah menghiasi wajah cantik Susan menyambut kedatanganku,tanpa pikir panjang langsung kupeluk dia sambil menitikan air mata bahagia. Susan tetap cantik dengan dua lesung pipi yang selalu setia menghiasi senyum manisnya yang mulai nampak lebih anggun. Setelah melepas rindu dengan cipika dan cipiki kamipun menuju rumah Susan yang dulu jadi tempat nongkrong kami saat harus menyelesaikan tugas Sekolah. 

Rumah ini tetap sama seperti dulu terawat dengan baik. Susan benar-benar tuan rumah yang baik,aku disiapkan kamar paling depan.Setelah menikah Susan tidak diijinkan kedua orangtuanya untuk pindah rumah karena putri satu-satu mereka sehingga semua warisan keluarga jatuh ketangannya. 

Kedua orang tuanya sibuk dengan usaha mereka dan Susan membantu menjalankan beberapa usaha yang notabene akan menjadi miliknya suatu saat nanti. Susan dan suaminya dikaruniai dua orang anak perempuan yang manis sekali, Tia,yang sulung usia 16 Tahun kelas XI pada SMA tempat mamanya dulu bersekolah dan Titin si Bungsu umur 8 Tahun duduk di kelas 2 SD. Suaminya seorang PNS di salah satu SKPD di kota ini. Keluarga yang bahagia.

Setelah beristrahat sejenak,kami menikmati makan siang yang sangat spesial disiapkan Susan,walaupun berdarah Bugis Makasar tapi karena LABENA ( Lahir Besar Nabire ) membuat Susan familiar sekali dengan makanan khas Papua...ya kami bersantap siang dengan Papeda dan ikan kuah kuning. 

Sedap rasanya,setelah bertahun-tahun baru kali ini kunikmati lagi makanan ini. Selesai bersantap siang kami beristirahat dan sepakat untuk sore hari akan jalan-jalan memutari kota ini sambil mencari apa yang kami perlukan melengkapi busana yang akan kami pakai besok. Dessy dan Diana pun telah tiba dan kami janjian untuk bertemu di tempat acara

Saat yang dinantipun tiba,16 April 2017 waktu yang ditentukan Panitia menjadi hari Reunian, aku dan Susan telah siap dengan dandanan dan busana yang kami sengaja samakan. Saat tiba di gerbang Sekolah, Dessy dan Diana pun sampai,kami berempat berangkulan penuh haru karena telah berpisah cukup lama, aku sangat bahagia karena sahabat-sahabatku begitu menyayangi satu sama lain. 

[next]

Kami melangkah memasuki halaman sekolah yang sudah banyak perubahan, gedung Sekolah banyak yang baru walaupun tempatnya masih sama, halaman yang sangat luas tidak seperti jaman kami dulu,kami juga menjumpai beberapa guru kami tapi banyak juga yang tak kami temui karena purna tugas dan ada yang telah berpulang. 

Yah......banyak yang telah berubah.....namun satu yang tak berubah Sekolah kami tetap menjadi yang terfavorit karena semakin banyak lulusan SMP yang ingin menjadi siswa disini.

Acarapun dimulai dengan doa bersama dan saling temu kangen diiringi lantunan suara penyanyi yang merupakan perwakilan dari beberapa alumni,kami semua larut dalam kegembiraan, saling berbagi cerita tentang karier dan keluarga dan juga bertanya kabar tentang teman-teman seangkatan yang tidak sempat hadir. 

Di tengah kemeriahan acara,,pandanganku tertuju kepada sesosok pria yang berdiri bercengkrama dengan beberapa teman...dia terlihat gagah dengan gayanya yang parlente...apakah benar itu dia...? Ah....kalaupun itu dia..apa bedanya..? Dia masa lalu bagiku..tapi rasa penasaran mendorong langkah kakiku menuju ke tempatnya berdiri...

"Pras...?" Ucapku lirih....sosok itupun berbalik ke arahku....Deg...jantungku seakan berhenti, benar dia Prasetyo Angga....tapi mengapa tiba-tiba kumerasa grogi di hadapannya.

“Hai...apa kabarmu Lin..?" Dia balik bertanya sambil menjabat tanganku...

“Baik..” jawabku gugup...

“Lama ya kita tak jumpa,kamu semakin cantik aja, gimana kabar suami dan anak-anakmu?" Lanjutnya

Pertanyaannya bagaikan petir di siang bolong bagiku....betapa tidak sampai usiaku berkepala empat dan karier yang sangat bagus sebagai seorang Dokter,aku belum menemukan seseorang yang dapat mengisi kekosongan hatiku...

“Maaf, gimana kerjamu...semakin sukses aja ni,...” kataku mencoba mengalihkan pembicaraan. Aku agak tertutup soal yang satu ini, Keluarga. Karena aku tak memiliki keluarga sendiri seperti ketiga sahabatku. Aku tak mampu menggantikan posisi Prasetyo dengan orang lain di hatiku...ahhh andai kau tahu itu Pras...bisik hatiku.

“Tuhan masih berbaik hati padaku, Lin....usahaku cukup untuk membiayai hidup aku dan putri semata wayangku"....jawabnya sambil tersenyum....senyum yang pernah menghiasi mimpi-mimpiku...senyum yang dulunya akan terlihat lucu ketika berhasil membuat wajahku cemberut karena godaannya,tapi kini terlihat sangat dewasa...

“Syukurlah.....”

“So Sweet.....wah yang lagi kangen-kangenan berdua,sampai lupa kalau masih ada kami!“ teriak Diana menggagetkan sehingga perbincangan kami terhenti...ketiga sahabat baikku telah berdiri sebelah kiri kananku sambil cengigisan,..aku dan Pras hanya tersenyum...kamipun sepakat berada pada satu tempat sampai acara selesai. Sebelum berpisah Pras meminta nomor ponselku dan berjanji kan menghubungi kembali.

Malam Ini kucoba pejamkan mata agar dapat terjaga lebih pagi karena pesawat yang kutumpangi menuju Jakarta akan berangkat pukul 7.00 WIT tapi entah telah berapa jam kulewati dan berbagai posisi tidur telah kulakukan tapi mata ini enggan untuk terpejam...

Anganku melayang mengingat pertemuanku dengan Pras siang tadi...pertemuan yang kuyakini pasti terjadi karena Pras memang berdomisili di Nabire karena ayahnya mantan Pejabat di Daerah ini,tapi tak kubayangkan Pras akan menjadi sosok yang begitu memikat hatiku lebih dari 25 tahun lalu saat kami berdua menjalin kasih di bangku sekolah. 

Aku dan Pras memang seangkatan tapi tidak sekelas, cinta kami tumbuh pada pandangan pertama saat pemilihan Ketua OSIS, Pras Terpilih Sebagai Ketua dan Aku sekretarisnya...hubungan kami berjalan mulus dan direstui kedua orang tua kami masing-masing tapi tetap harus menjaga diri. Hari-hariku diwarnai kehadiran Pras, dimana ada aku disitu pasti hadir Pras,kamipun dinobatkan sebagai "Best Couple" di Sekolah. 

Walaupun mungkin dalam pandangan orang saat itu cinta kami adalah “Cinta Monyet” tapi kurasakan cinta kami adalah cinta yang sejati,kami berjanji untuk tetap setia dan saling menjaga hingga tiba di pelaminan....saat itu kurasakan bahwa cinta kami takan terpisahkan...Pras hanya milikku demikian juga aku hanya milik Pras. 

Selama dua tahun Kami menjalin hubungan kasih sampai tiba kami harus berpisah. Setelah mendengar hasil kelulusan, kamipun sibuk memilih Perguruan Tinggi yang dituju,saat Pras mengantarku ke dermaga kapal PELNI, sambil menunggu datangnya kapal, aku dan Pras berbincang-bincang tentang rencana ke depan, dia berjanji akan melanjutkan pendidikannya dan tetap menjaga cinta kami berdua. 

Pras memberikan sebuah tanda cinta bagiku kalung emas berliontin merah... Kapal yang akan kami tumpangi menuju tanah Jawa pun tiba dan segera meninggalkan dermaga pelabuhan Samabusa Nabire,membawa keluarga dan diriku...tapi hatiku tetap tinggal di Nabire karena Prasetyo Angga telah menambatkan cintaku di labuhan hatinya.

Kami masih tetap mengirim kabar lewat surat,kerinduan kami curahkan lewat lembaran merah jambu yang slalu hadir sebulan sekali, tapi kemudian menjadi dua,tiga bulan bahkan setahun sekali. Mulai tumbuh keraguan di hatiku akan cinta Pras tapi janji kami terngiang kembali sehingga membuatku menepis pikiran yang bukan-bukan tentang Pras, pasti kesibukannya kuliah sambil merintis bisnis kecil-kecilan telah menguras waktu dan tenaganya sehingga tidak sempat untuk menulis surat kepadaku.

Saat itu untuk berkomunikasi lewat telepon agak susah karena tempat tugas ayahku belum ada jaringan telekomunikasi, sedangkan aku melanjutkan Pendidikan di Fakultas Kedokteran pada salah satu Universitas ternama di kota Jakarta, aku tinggal di rumah Kost yang slalu ada batasan menggunakan atau menerima telepon dari seseorang, sehingga kami lebih banyak berbagi kabar dan kerinduan hati lewat surat.

[next]

Aku berhasil menamatkan kuliahku dengan gelar Dokter Spesialis anak,karena itu memang cita-citaku sejak kecil dan kedua orang tuaku bertekad untuk mendukungku meraih mimpi,walau gaji seorang Perwira TNI pada waktu itu tidak seberapa tapi aku dan adikku Putra bisa menikmati pendidikan yang kami mau. 

Hari itu adalah hari yang sangat membanggakan bagiku dan juga kedua orang tuaku, ayah meminta ijin untuk menghadiri wisudaku, ibu dan Putra adik lelakiku yang sekarang duduk di bangku kelas 3 SMA pun hadir, dengan bangga kupersembahkan gelar Dokter ini bagi kedua orang tuaku...

Setelah diwisuda akupun diterima bekerja pada salah satu rumah sakit swasta yang terkenal di kota Jakarta,tentu saja kabar gembira ini kukabarkan kepada ayah dan ibu,Putra dan yang pasti arjunaku Pras. Kami mulai lancar berkomunikasi karena Ponsel telah hadir walau belum secanggih sekarang. Hatiku begitu gembira ketika ponselku berdering dan yang nampak dilayar “CINTAKU PRAS” walau lelah karena seharian melayani pasien tapi tetap kuhabiskan malam sayang-sayangan dengan Pras hingga pagi menjelang.

Pras memberitahukanku bahwa untuk beberapa saat dia tak dapat menghubungiku karena ada proyek yang harus dikerjakan di daerah pedalaman. Tak ada kabar dari Pras sekian lama,membuatku resah tapi kusibukan diri dengan tekun pada profesiku, minggu berganti bulan,bulan pun berganti tahun, bahkan tahun hampir berganti tahun ketika kudengar dering telepon dari nomor yang selalu kunanti, cepat kuraih ponselku dan menjawab panggilan itu....

”Hallooo Pras...!" ucapku setengah teriak karena rindu yang kupendam telah membuncah dalam dada,..”Maaf,aku Nina...” terdengar suara lembut seorang wanita diseblah sana, Nina...? Siapa dia tanyaku dalam hati,tak pernah kudengar namanya, setahuku Pras tidak punya Kakak atau adik yang bernama Nina...

“Maaf, Nina Siapa Ya...?" tanyaku .

“ Aku Nina, istri Pras, kami telah menikah seminggu yang lalu,Pras memintaku untuk memberitahukan hal ini kepadamu, karena Pras tak mampu untuk menyampaikan langsung kepadamu,kumohon lupakan Pras ya....”

Apa...! Tiba-tiba mataku terasa gelap,pandanganku nanar...aku jatuh tersungkur di balik meja kerjaku, ini tak mungkin.....aku tak percaya ini, kenapa Pras lakukan ini padaku, 8 tahun ku jaga cinta ini karena janji kita akan bersatu....tidak mungkin, perempuan ini telah menipuku, Pras tidak mungkin akan menghianatiku... 

Kalung pemberiannya tetap setia menggantung di leherku sejak hari kita berpisah seperti setiaku menanti lamarannya....ah...duniaku telah berakhir...pupus sudah semua angan dan mimpiku, aku terpukul...berhari-hari kucoba hubungi nomor ponsel Pras demi sebuah kepastian tapi nomornya tak aktif lagi. 

Sekian lama ku terpuruk bahkan sampai harus menjalani perawatan,ibuku harus rela meninggalkan ayah dan Putra di Bogor demi menjaga dan merawatku....butuh waktu yang lama untuk kubangkit kembali, kucoba untuk melupakan Pras, melupakan semua janji kami, kucoba membuka lembaran baru hidupku seiring datangnya era baru ditandai dengan pesta kembang api menyambut pergantian Tahun 2000, milenium baru yang diwarnai dengan semakin canggihnya teknologi telekomunikasi dan temuan-temuan baru dibidang lainnya. 

Aku telah mampu menjalani hidupku dengan normal, ya aku telah kembali,,,Linda Syahputri yang selalu optimis dalam hidup..tak ada lagi yang kupikirkan selain diriku sendiri, karierku terus menanjak bahkan aku telah membuka klinik sendiri, hari-hariku habis hanya untuk satu aktifitas rutin,rumah-rumah sakit- klinik-rumah..aku telah benar-benar lupa seperti apa rasanya jatuh cinta. 

Ayah dan ibu mulai menanyakan kapan aku mencari pasangan hidup karena usiaku tak lagi muda,usiaku sudah diatas 25 tahun,telah melewati waktu ideal seorang perempuan untuk berumah tangga. Tapi selalu kutepis dengan jawaban masih ingin berkarier,masih ingin membahagiakan kedua orang tua dan sejuta alasan yang kusiapkan ketika hal itu kembali ditanyakan. Ibuku yang paling sering menanyakan hal itu karena kuatir anak gadisnya jadi perawan tua. Ayah dan ibuku tak tahu kalau hatiku ini telah tertutup untuk mahluk yang bernama laki-laki. Tertutup untuk selamanya,itu ikrarku.

Ketika aplikasi Facebook mulai diperkenalkan pada ponsel android,aku pun membuka akun dengan nama “Linda Syahputri” rupanya sahabat-sahabatkupun telah mempunyai akun masing-masing, disitulah kami mulai sering bertemu dan berbagi cerita di Dunia Maya, kami terasa begitu dekat walaupun terpisah jarak satu sama lain. 

Susan sahabatku yang paling sering menggungah foto-foto masa sekolah kami. Suatu saat ia mengupload foto saat kelulusan, dalam foto itu aku dan Pras berpelukan dan berada di tengah-tengah teman yang lain. 

Hatiku bergetar lembut saat kutatap foto itu, senyum kami begitu ceria....ah Susan...ada-ada saja kamu...bathinku. sejak saat itu aku mulai sering menginbox atau menelpon Susan untuk menanyakan kabar Pras,karena ketika kucari akun atas namanya,ada banyak Pras tapi bukan Prasetyo Angga. Aku penasaran seperti apa dia sekarang sejak menikahi si Nina,sudah punya berapa anak,bagaimana usahanya...dan melalui Susan aku tahu semuanya rentang Pras,,,

Pras memang tak mempunyai akun FB karena baginya itu buang-buang waktu dan tak berguna,dia sering ketemu Susan karena mereka tinggal dalam kota, usahanya juga sudah sangat berkembang,memanfaatkan koneksi ayahnya Pras dapat dengan mudah memperoleh proyek miliaran rupiah dari pemerintah. 

Pras dan Nina sebenarnya adalah sepupu satu kali,mereka tidak dijodohkan karena kedua orang tua Pras tahu bahwa Pras mencintaiku, tapi pernikahan itu terjadi karena permintaan terakhir ayah Nina yang akhirnya meninggal karena sakit jantung. Nina sendiri mengidap penyakit jantung turunan ayahnya. Sehingga untuk berbakti kepada orang tua dan keluarga besar mereka,Pras menyetujui pernikahan itu,tapi dengan syarat tak perlu ada acara resepsi, cukup pemberkatan di Gereja saja. 

Pras tak mampu untuk mengabarkan perihal pernikahannya kepadaku karena tak ingin aku terluka, maka istrinya Nina yang menelponku saat itu. Semua cerita ini kudapat dari Susan. Masih cerita Susan, 2 tahunsetelah pernikahannya Pras dan Nina dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama AJENG, sayangnya Nina tak sempat menggendong bahkan merawat buah hatinya karena penyakit jantung yang diidapnya membuat Nina harus mengembuskan nafas terakhir saat melahirkan Ajeng. 

Pras bersedih dan sempat kehilangan semangat hidup karena tak dipungkiri dia mulai mencintai Nina apalagi demi memberikannya seorang anak,Nina harus kehilangan nyawanya. Seiring berjalannya waktu,Pras mulai bisa menerima kenyataan hidup yang dia alami, Pras tidak mengalami kesulitan untuk merawat ajeng seorang diri,karena keluarga besarnya bersedia untuk menjaga dan merawat Ajeng. Pras semakin sibuk dengan bisnisnya.

[next]

“CINTA TERBAIK” milik Cassandra yang kujadikan nada dering pada ponselku tiba-tiba terdengar mengalun lembut membuyarkan lamunanku....dengan malas kuraih ponselku,menatap layarnya,nampak panggilan dari nomor tak dikenal....ah siapa juga yang menggangguku di jam segini...orang tua pasienku kah yang menelpon karena kondisi anak mereka atau....?

“ Hallo...mat malam...” suaraku agak serak...

“ Hai....belum tidur ya..? terdengar suara yang begitu akrab di telingaku...Pras...

“Belum...lagi beres-beres...” jawabku berbohong.

“Besok Jam berapa berangkatnya..? kembali ia bertanya

“ Jam 7 pagi.” Jawabku

“ Mengapa cepat-cepat pulang, kangen ya sama suami,,? Terdengartanya yang seolah mengandung candaan....

“Ya...gitulah....” jawabku sekenanya aja. Kembali kuberbohong, kuakui sahabatku Susan memang yang terbaik dalam menyimpan rahasia. Susan tahu kalau sampai saat ini aku masih menyendiri,namun tak diberitahukan kepada Pras,sehingga dipikirnya aku telah berumah tangga.

‘Keluar sebentar yuk....” kata Pras

“Ngapain.....? udah larut,aku udah ngantuk “ jawabku

“Kumohon sediakan waktumu malam ini untuk kujelaskan apa yang sebenarnya terjadi,plissss !!” terdengar pinta Pras dengan kesungguhan.

“Baiklah.....jemput aku di rumah Susan ya.....”

“Siap 86....!!!” tut....tut...tut...

Aku segera berganti pakaian dan memoles tipis make up di wajahku, tak lama kemudian kudengar bunyi klakson mobil di depan rumah. Susan dan Suaminya terlihat menuju ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Pras telah berdiri di depan pintu ketika pintu dibuka. Aku pamit dari Susan dan suaminya untuk berjalan-jalan sebentar, aku dan Pras pun segera meninggalkan rumah Susan diiringi senyum manis dan kerlingan mata Susan,membuatku tersipu malu.

Pras membawaku ke Pantai Nabire, sebuah tempat yang cukup terkenal di kota ini,tempat nongkrong yang sangat menyenangkan karena letaknya strategis di tengah kota, jaman kami masih berbaju putih abu-abu,tempat ini hanya hamparan pasir pantai saja,tapi sekarang telah dibuatkan tembok yang cukup panjang tempat orang untuk bersantai baik siang maupun malam hari. 

Saat kami tiba keadaan telah sunyi karena para pedagang yang biasa mangkal dan pengunjung telah pulang ke tempat masing-masing,hanya beberapa orang yang terlihat masih berada disitu.

Pras memarkir mobilnya dan mengajakku turun untuk mencari tempat duduk di atas tembok yang menghadap langsung ke laut itu....kamipun duduk berdampingan tapi seolah ada jarak yang memisahkan kami,ada rasa bimbang di hati,namun juga rasa rindu yang lama kupendam. 

Tak dapat kubohongi aku masih mencintai Pras,tapi mengingat kalau cintaku pernah dikhianatinya,kucoba untuk berlaku sewajarnya. Semilir angin malam membelai lembut wajah dan rambutku...agak dingin memang...cukup lama kami terdiam ketika kemudian kedengaran suara Pras memecah kebisuan...

“Lin.....maafkan aku karena tak mampu menjaga janji kita,....aku tahu kamu pasti terluka,tapi kumohon pengertianmu....aku yakin Susan telah bercerita banyak tentang keadaanku, Nina telah meninggal dan kini aku sendiri membesarkan putri semata wayangku Ajeng, usianya kini jelang 16 tahun..... Lin maafkan aku kalau karena tindakan bodoh yang kulakukan sehingga kita tak dapat mewujudkan janji - janji kita,”

“Tak ada yang perlu disesali Pras, kita tak pernah tahu maksud Tuhan dalam hidup kita, oh iya maaf aku lupa menanyakan gimana kabar ayah dan ibumu? Kucoba mengalihkan pembicaraan karena kutak ingin ada air mata malam ini,jujur aku tak mampu mengatakan benci di hadapan laki-laki yang pernah mengisi hari-hariku...

“Papa dan mama...sehat-sehat Lin.......kabar suamimu...?

Duh.....kenapa harus terulang pertanyaan itu..?Suami.....suami.....suami lagi....” gerutuku di dalam hati....tidak tahukah kamu Pras, sampai saat ini aku alergi dengar kata itu.....haruskah aku berterus terang kalau saat ini aku belum bersuami...?

“ Pras.....maaf aku belum berpikir untuk berumah tangga”

“What....? Jadi.....???" Terdengar nada suara Pras berubah seketika,ada kegembiraan terselip disana...

“Iya, sejak istrimu menelponku memberitahukan kalau kalian telah menikah, aku berjanji untuk tak jatuh cinta lagi....aku tak mau terluka... aku tak mau sakit hati,kucoba untuk melupakanmu dan janji kita, aku memilih jalani hidup ini sendiri....aku bahagia dengan keadaanku sekarang,”

“Benarkah kamu bahagia saat ini...? lihat aku Lin....aku tahu kamu masih mencintaiku,” Pras mulai memegang daguku dan menghadapkan wajahku ke wajahnya....tatap mataku Lin...aku mau kau jujur padaku malam ini...diantara kita tak ada dinding pemisah, jujurlah Lin.....kumohon jujurlah....”

Aku terdiam seribu bahasa, hanya air mata yang menetes,... Pras mengusap lembut pipiku....sungguh aku tak sanggup lagi menahan rasa ini,rasa yang sekian lama kupendam,rasa yang selalu menemani malam-malamku.

Ya....rasa rindu terhadap laki-laki yang menjadi Cinta pertamaku dan akan kujadikan cinta terakhirku...aku tak sanggup lagi berkata dan bibirku terkunci karena Pras telah merangkul dan membenamkan wajahku di dadanya yang bidang....kutumpahkan seluruh rasa yang sekian lama kupendam dalam deraian air mata....sesaat terasa begitu lega rasa hati ini...kuakui aku sangat mencintai Pras....

Untuk sesaat Pras membiarkanku ada dalam pelukannya, aku merasa seluruh beban dalam hatiku sirna seketika.

“Lin......bolehkah kumeminta kau batalkan kepulanganmu besok...? Aku ingin mengajakmu bertemu papa dan mama...dan juga bertemu Ajeng.., bolehkah?"

“Tapi Pras....”

“Kumohon Lin....jangan lagi tinggalkan aku....batalkan kepulanganmu....akan ku antar dan sekaligus menghadap kedua orangtuamu....akan kulamar kau jadi istriku...."

Tak ada kata terucap hanya anggukan kepalaku sebagai jawaban atas serangkaian permohonan Pras.

“Terima kasih Lin.....takkan kusia-siakan kesempatan ini....tak kan kubiarkan kau jauh dari sisiku lagi...terima kasih sayang," Kami pun tenggelam dalam suasana penuh kehangatan seolah tak mau lagi terpisah...Pras tetap memelukku hingga tak terasa kami telah tiba pada pukul 01.00 WP

Pras mengantarku pulang ke rumah Susan,malam ini kupejamkan mata dan terlelap dalam pelukan malam yang kurasakan sangat indah....Terima kasih TUHAN kembali KAU ijinkan aku merasakan Cinta dan Kasih sayang...

Susan dan suaminya seolah-olah paham dengan tindakanku membatalkan kepulangan ke Jakarta sehingga tak banyak pertanyaan yang ditujukan kepadaku, Susan nampak turut berbahagia ketika kuceritakan bahwa Pras akan melamarku. 

Pras datang menjemputku untuk bertemu ayah dan ibunya, juga Ajeng.....kami makan malam bersama di rumah Pras. Saat bertemu ayah dan ibunya,hatiku tak sanggup menahan rasa haru,kedua orang tuanya menyambut hangat kedatanganku, bahkan ibu Pras memelukku sambil menangis seolah-olah aku ini anak gadisnya yang kembali pulang setelah sekian lama berpisah. 

Dalam bincang-bincang sambil menikmati makan malam, Pras meminta restu dari kedua orangtuanya dan Ajeng putrinya untuk melamarku...kedua orangtuanya sangat setuju, awalnya Ajeng terlihat ragu tapi setelah dijelaskan oleh ayahnya dan opa omanya...Ajengpun setuju dan bersedia memanggilku dengan sebutan “Bunda”. 

Pras tak ingin menunggu lama untuk segera menentukan tanggal pernikahan kami,bahkan dengan gagahnya Pras meminta kalau bisa besok saja....kamipun tertawa bersama...

Pras menepati janji,bersama kedua orangtuanya dan Ajeng,mereka mengantarku langsung ke Bogor,menemui kedua orang tuaku untuk menyatakan maksud baiknya melamarku. Ayah dan ibu menyambut dan menyetujui maksud baik dari Pras dan keluarganya.

25 Mei 2017 hari terindah dalam hidupku,hari yang sangat sakral bagiku dan Pras,hari dimana kami mengikat janji setia sehidup semati,hari kumelepas status gadisku. Aku dan Pras diberkati dalam Pernikahan Kudus yang sangat suci. 

Saat mengucapkan janji di hadapan Pendeta kutatap wajah Pras,laki-laki yang sangat kudambakan itu terlihat bahagia,akupun merasakan hal yang sama,aku sangat bahagia. Akhirnya janji untuk tetap menjaga cintaku sampai maut yang memisahkan kutunaikan hari ini di dalam dekapan cinta pertamaku. 

Turut hadir menyaksikan kebahagiaanku tentunya ketiga sahabat baikku dan handai taulan dari kedua keluarga, ayah dan ibu Pras juga ajeng serta kedua orang tuaku dan Putra adikku nampak serasi dengan busana yang sengaja dirancang khusus oleh sepupu Pras yang seorang desainer. 

Selesai pemberkatan dilanjutkan dengan acara resepsi yang cukup mewah mengingat status dan kedudukan ayah Pras maka para tamu undangan hampir sebagian besar adalah para pejabat di daerah ini. 

Aku dan Pras bersanding bagai raja dan ratu sehari. Akulah ratu di hati Pras dan Pras raja di hatiku. Kubayangkan hari-hari bahagia kan kami lalui bersama sebagai sebuah keluarga dengan Ajeng sebagai bidadari kecil pelengkap kebahagiaan kami berdua.Kuakui cintaku pada Prasetyo Angga telah membuatku ingkar akan sumpahku untuk tak jatuh cinta lagi.

Malam ini kupersembahkan sesuatu yang paling berharga dari seorang perempuan untuk Pras yang kini telah resmi menjadi suamiku, kubuktikan bahwa cinta dan tubuhku ku jaga seutuhnya hanya untuk dirinya. 

Malam ini aku menjadi milik Pras untuk selamanya, perlahan kembali kurajut mimpi indahku yang sempat terkoyak, bukan lagi sebuah mimpi tapi kenyataan manis yang kini kugenggam. Kami terlelap dalam buaian asmara setelah saling memberikan cinta dan kasih sayang. Bulan tersenyum manis dan bintang gemintang melagukan nyanyian malam menghantar dua hati dalam janji abadi.

Tamat.

Nabire, Medio 2017
Dayana Aja
( Penulis )

KOMENTAR

Name

AGAMA DAN FILSAFAT ARTIKEL ANDA BUKU DAN JURNAL COVID-19 DAERAH DESTINASI WISATA GAYA HIDUP HEADLINE HUKUM DAN KRIMINAL HUMOR INTERNASIONAL MOTIVASI NABIRE NASIONAL OLAHRAGA KESEHATAN PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PUISI & CERPEN Sains dan Humaniora SOSIAL DAN POLITIK TENTANG CINTA UPDATE VIDEO
false
ltr
item
NABIRE.INFO: Merajut Mimpi Yang Terkoyak (Oleh. Dayana Aja)
Merajut Mimpi Yang Terkoyak (Oleh. Dayana Aja)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2TRxKRvFyoaqoBJ-PUShkihi7pRWDA8D3aeTuO37DNSU7jsw5CzBDhHOr-a_jADxEagvzhPyauQfJLrm9a7IrCJBeXK_aWhbfABHlPK0JyZweHJ2TBG-AQacfx3TTf3awNcv4Bp0Izha2/w640-h559/65c1c991923d96034702b49c3b35f46d.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2TRxKRvFyoaqoBJ-PUShkihi7pRWDA8D3aeTuO37DNSU7jsw5CzBDhHOr-a_jADxEagvzhPyauQfJLrm9a7IrCJBeXK_aWhbfABHlPK0JyZweHJ2TBG-AQacfx3TTf3awNcv4Bp0Izha2/s72-w640-c-h559/65c1c991923d96034702b49c3b35f46d.jpg
NABIRE.INFO
https://nabireinfo.blogspot.com/2021/04/merajut-mimpi-yang-terkoyak-oleh-dayana.html
https://nabireinfo.blogspot.com/
https://nabireinfo.blogspot.com/
https://nabireinfo.blogspot.com/2021/04/merajut-mimpi-yang-terkoyak-oleh-dayana.html
true
5556882474248109387
UTF-8
Not found any posts LIHAT SEMUA Selengkapnya Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS LIHAT SEMUA BERITA TERKAIT LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy